Press "Enter" to skip to content

Penyempitan Jalan atau Persempitan Jalan?

Last updated on January 20, 2019

Malam, atau lebih tepatnya dini hari tadi, saya pulang selepas menjumpai sahabat Facebook dari Pontianak. Dalam kondisi menyetir dan sudah terasa mengantuk, tiba-tiba saya agak geragapan. Penyebabnya, di Jalan Ahmad Dahlan, tiba-tiba muncul di hadapan saya papan tanda “Awas Penyempitan Jalan”. Jalan tersebut pun mendadak tinggal separuh, yang semula dua lajur menjadi satu lajur.

Sebenarnya saya memiliki banyak ide terkait kelengkapan tanda-tanda di jalan. Negeri kita rasanya masih pelit tanda-tanda, sehingga kadang sampai membuat orang terkejut dan geragapan sebagaimana yang terjadi pada saya di depan papan “Awas” tadi.

Namun, perkara minimnya tanda-tanda itu saya kesampingkan dulu. Yang lebih mendesak adalah pertanyaan yang serta-merta melintas di kepala: betulkah frasa ‘penyempitan jalan’?

Pertanyaan itu muncul karena beberapa puluh meter selepas saya melewati tanda di Jalan Ahmad Dahlan tersebut, tampak RSU PKU Muhammadiyah di sebelah kanan. Anak saya nomor dua meninggal di dalam kandungan di rumah sakit tersebut, karena ibunya mengalami pecah ketuban. Selama proses menunggui istri saya waktu itu, berkali-kali saya mendengar perawat mengucapkan kata ‘perdarahan’.

Itulah kali pertama saya mengerti bahwa istilah bleeding dalam dunia medis berbahasa Indonesia disebut dengan ‘perdarahan’. Biasanya, kita menyebutnya ‘pendarahan’. Lantas apa bedanya?

Kata dasar dari ‘pendarahan’ dan ‘perdarahan’ adalah darah. Yang pertama mendapatkan imbuhan peN-an, yang kedua per-an. (Bagi yang belum paham, peN artinya pe nasal alias sengau).

Nah, salah satu makna imbuhan peN-an adalah “aktivitas me…”. Contohnya: penumbuhan (aktivitas menumbuhkan); penggembosan (aktivitas menggemboskan); pemutihan (aktivitas memutihkan); penghitaman (aktivitas menghitamkan); peninggian (aktivitas meninggikan), pengaktifan (aktivitas mengaktifkan); pemberhentian (aktivitas memberhentikan); pengembangan (aktivitas mengembangkan); pengindonesiaan (aktivitas mengindonesiakan).

Adapun salah satu makna imbuhan per-an adalah “keadaan…”. Contohnya: pertumbuhan (keadaan tumbuh); perluasan (keadaan meluas); percampuran (keadaan bercampur), perpisahan (keadaan berpisah), persatuan (keadaan bersatu), perkembangan (keadaan berkembang).

Dengan perbandingan antara kedua jenis imbuhan tersebut, masuk akal bahwa dunia medis menyebut perdarahan alih-alih pendarahan. Perdarahan adalah “kondisi berdarah”, pendarahan adalah “tindakan untuk membuat sesuatu menjadi berdarah”.

Kembali kepada papan “Awas Penyempitan Jalan”, sudahkah pas kata penyempitan di situ?

Pada hemat saya, yang lebih tepat adalah “Awas Persempitan Jalan”. Yang saya lihat saat melintas dini hari tadi adalah kondisi jalan yang sudah sempit. Kata penyempitan sih bisa saja dipakai, namun hanya akan cocok dipasang jika saat itu para pekerja sedang menjalankan pekerjaan menyempitkan jalan. Artinya, dengan kata penyempitan, yang diberi penekanan bukanlah keadaannya, melainkan aktivitasnya, yaitu aktivitas menyempitkan jalan.

Jadi, para dokter dan perawat mengucapkan ‘perdarahan kandungan’, dan para mandor proyek pengaspalan mengatakan ‘penyempitan jalan’. Skor sementara saat ini adalah 1:0 untuk dunia kesehatan.

(IAD)

 

Content Disclaimer
The content of this article solely reflect the personal opinions of the author or contributor and doesn’t necessarily represent the official position of Bahasa Kita.

error: Content is protected !!