Press "Enter" to skip to content

Penggunaan Kata Tasbih yang Seharusnya Tahbis

Last updated on January 20, 2019

Dalam pengamatan saya, ada dua kata yang paling sering menjadi objek salah ketik, bahkan oleh para wartawan media massa. Saya duga penyebabnya adalah kemiripan kedua kata ini dengan kata lain yang lebih “populer”.

Kedua kata yang saya maksudkan itu adalah tahbis dan tolok dalam ‘tolok ukur’. Yang pertama kerap dituliskan dengan ‘tasbih’, yang kedua dengan ‘tolak’. Tasbih dan tolak lebih sering dipakai dan otomatis memang lebih populer daripada tahbis dan tolok, bukan?

Mari kita bahas yang pertama dulu. Bukalah Google, dan ketikkan kata kunci “ditasbihkan sebagai”. Niscaya akan muncullah beberapa judul berita sebagaimana berikut.Kota Malang Ditasbihkan sebagai Kota Peduli Museum (suryamalang.tribunnews.com).

  • Lamongan Ditasbihkan sebagai Kabupaten Peduli HAM (m.timesindonesia.co.id)
  • Telkom Ditasbihkan sebagai Perusahaan Paling Inovatif (majalahict.com)
  • Sarita Abdul Mukti Ditasbihkan sebagai ‘Istri Sah Basi Pelakor’ (kapanlagi.com)
  • Barcelona Ditasbihkan sebagai Tim dengan Kontrak Paling Stabil (kabarfkus.com)

Lihat, betapa banyak media yang masih menuliskan ‘ditasbihkan’ sebagai sinonim atas ‘dinobatkan’. Ini lumayan membuat kita bertanya-tanya, kenapa untuk kata yang agak sulit seperti itu para wartawan tidak membuka KBBI Daring dulu? Cukup dengan satu-dua kali klik pada layar ponsel, kita akan menemukan KBBI Daring yang menerangkan arti lema tasbih.

tas.bih1

  • n Isl pembacaan puji-pujian kepada Allah Swt. dengan mengucap subhanallah ‘Mahasuci Allah’ atau subhana rabbiyal azim (a’la) ‘segala kemuliaan bagi Tuhanku Yang Mahabesar (Mahatinggi)’

tas.bih2
bentuk tidak baku: sebih

  • n untaian butir manik-manik yang dipakai untuk menghitung ucapan tahlil, tasbih, dan sebagainya: — itu, ada yang 33 dan ada yang 100 butir

tas.bih3

  • n tanaman hias berbunga besar, pelepah daunnya seperti pohon pisang, bunganya beraneka ragam, berwarna merah tua, kuning, berbintik-bintik merah, merah muda, dan sebagainya (Canna orientalis)

Dengan membaca definisi atas lema tasbih, apa kesimpulan kita? Ya, dalam berita-berita di atas, baik Kota Malang, Lamongan, Telkom, Sarita Abdul Mukti, maupun klub sepak bola Barcelona akan disulap menjadi tasbih. Saya tidak tahu, seberapa besar manik-manik tasbih sebagai hasil sulapan itu hehehe.

Nah, karena kita sudah tahu manakah kata yang benar, mari buka KBBI Daring lagi, dan ketikkan kata ‘tahbis’. Di situ kita akan diantar menuju lema menahbiskan, dan tampaklah definisi yang terang-benderang.

me.nah.bis.kan

  1. 1. v Kris menyucikan (memberkati) sesuatu (orang, air) untuk upacara keagamaan: ~ imam; ~ air suci
  1. 2. v menobatkan

Demikianlah. Sekarang, cobalah ucapkan kata tasbih lima kali, kemudian susulkan kata tahbis lima kali. Jika sudah lancar, saya yakin kita tak akan lagi membuat kekeliruan kecil tapi fatal seperti judul-judul berita di atas.

(IAD) 

Content Disclaimer
The content of this article solely reflect the personal opinions of the author or contributor and doesn’t necessarily represent the official position of Bahasa Kita.

error: Content is protected !!