Press "Enter" to skip to content

Mengejar Ketertinggalan, Frasa yang Salah Kaprah

Last updated on January 20, 2019

Semula saya mengira sudah sangat banyak orang memahami masalah pada frasa “mengejar ketertinggalan”. Frasa salah kaprah tersebut tidak cukup logis, dan saya kira sudah diganti semua terutama pada tulisan-tulisan resmi. Namun ternyata, begitu kali ini saya membuka Google, salah satu judul berita dengan frasa bermasalah tersebut justru ditayangkan oleh situsweb resmi kepresidenan!

Pembangunan Infrastruktur Untuk Mengejar Ketertinggalan (presidenri.go.id, 29 Maret 2018)

Tenang saja, saya paham bahwa yang menuliskan itu bukan Pak Jokowi hehehe. Semua tulisan dikerjakan oleh admin. Akan tetapi, sudah sepantasnyalah jika kita berharap situsweb orang nomor satu di Indonesia benar-benar menjaga kualitas bahasa Indonesia yang digunakannya.

Sebenarnya, kata ‘untuk’ yang dituliskan dengan huruf kapital pada judul itu pun sudah keliru. Namun kali ini saya lebih ingin berfokus kepada frasa “mengejar ketertinggalan” saja.

Problem logika pada frasa tersebut simpel saja. Apa yang disebut dengan ketertinggalan? Ketertinggalan adalah keadaan tertinggal, keadaan kurang maju, dan artinya ia sebuah kondisi negatif.

Nah, kenapa sesuatu yang buruk semacam ketertinggalan itu harus kita kejar-kejar? Lagipula, karena ketertinggalan itu adanya di belakang (masa tertinggal kok di depan?), lantas bagaimana cara mengejarnya? Haruskah kita yang sedang berjalan menyongsong masa depan seketika balik kanan, lantas berlari ke arah yang berlawanan dengan masa depan, alias menuju arah keberangkatan kita semula?

“Hoi, kok balik, Jok? Mau ke mana?”

“Ini, lagi mengejar ketertinggalan, Mbang!”

Hahaha. Saya membayangkan akan seperti itulah adegannya. Tidak cukup lucu, tapi apakah Anda bisa memberikan visualisasi yang lebih cocok?

Ketertinggalan tidak perlu dikejar-kejar. Biarkanlah dia berlalu sebagai bagian masa lalu, yang semestinya kita jauhi cepat-cepat. Ketertinggalan jangan dikejar, tetapi harus ditebus dan diatasi. Yang wajib kita kejar adalah masa depan dan kemajuan.

Oleh karena itu, alangkah kerennya kalau admin situsweb kepresidenan mengoreksi judul mereka itu sehingga menjadi salah satu di antara beberapa pilihan berikut:

Pembangunan Infrastruktur untuk Mengatasi Ketertinggalan

Pembangunan Infrastruktur untuk Menebus Ketertinggalan

Pembangunan Infrastruktur untuk Mengejar Kemajuan

Bisakah segera dibereskan? Jika terlalu sibuk, tim BahasaKita bersedia membantu, kok.

(IAD)

Tentang penulis: Iqbal Aji Daryono adalah bapak dua anak, tinggal di Bantul, Yogyakarta. Ia mengawali kedekatannya dengan dunia teks sejak masa kuliah, yakni ketika menjadi redaktur bahasa di pers mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Selepas kuliah, empat tahun dijalaninya sebagai penyunting di sebuah penerbit buku-buku pelajaran untuk anak sekolah, lalu empat tahun setelahnya lagi ia menjalankan bisnis penerbitannya sendiri. Saat ini, aktivitas utamanya adalah menulis kolom di media-media daring.

Content Disclaimer
The content of this article solely reflect the personal opinions of the author or contributor and doesn’t necessarily represent the official position of Bahasa Kita.

error: Content is protected !!