Press "Enter" to skip to content

Jomblo

Last updated on April 18, 2022

Kedai Burger King di Orchard Road, Singapore, pada sebuah pagi sekitar jam 7.30. Saya duduk dekat sudut, sambil mengunyah sarapan pagi. Sengaja memilih posisi dengan sudut pandang melebar. Agar bebas melakukan observasi. Lalu datang seorang wanita berusia sekitar 40-an. Sangat modis, dan berkaca mata hitam, dengan bibir berlip-stick “pink” yang menyala. Batin saya mengirim sinyal radar bahwa melihat caranya bersolek, 99% pasti orang Indonesia.

Ternyata dia teman saya satu SMP, Nina. Kami pun berpelukan karena sudah 30 tahun kita tidak pernah berjumpa.

“Kamu kok nggak datang ke reuni SMP bulan lalu?”, tanyanya.

“Wah! Sorry aku nggak sempet pulang ke Jakarta karena waktunya bukan pada saat liburan sekolah anak-anak sih”, jawab saya.

“Kamu mau kemana? Ke Jakarta? Sama suami apa nge-jomblo?”, tanyanya lagi.

Wah! Saya kebingungan mendengar pertanyaannya, dan belum sempat saya menjawab dia sudah berceloteh lagi.

“Tau nggak? ternyata banyak lho teman-teman kita yang masih nge-jomblo sampe sekarang”, katanya bercerita. “Ayolah, malam ini kamu tidur di rumah aku saja, supaya kita bisa cerita-cerita. Aku  udah jomblo sekarang. Aku cerai dari Ridwan 5 tahun yang lalu. Nanti aku ajak si Yanti sekalian. Inget nggak? Temen kita yang bekas peragawati dulu? Dia lagi di Singapur juga dan malam ini dia juga jomblo. Tapi suaminya cuma ke Dubai seminggu. Ayolah … besok aku yang antar kamu ke Changi Airport”.

Sejak saya pindah ke Madrid 10 tahun lalu saya tidak pernah pulang ke Indonesia. Ini adalah pertama kalinya saya pulang ke Jakarta. Berbeda dengan Nina, karena tinggalnya di Singapore dia hampir seperti tidak pernah meninggalkan Indonesia karena dia selalu rutin ke Jakarta minimal sebulan sekali.

Mendengar celoteh Nina, saya baru menyadari bahwa banyak kata-kata yang dia lontarkan yang saya tidak pahami sama sekali.

Kata ‘jomblo’ dulu belum ada. Rupanya kini banyak dipakai untuk mendefinisikan seseorang yang belum menikah.

Entah darimana asalnya – karena saya tidak menemukannya di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ada yang bilang ‘jomblo’ berasal dari bahasa Sunda yang artinya perempuan tua yang tidak mendapat jodoh dan merupakan istilah yang kasar.

Namun rupanya kata ‘jomblo’ ternyata bisa digunakan dalam dua konteks yang berbeda seperti di atas. Darimana pun asalnya istilah ‘jomblo’ kini sangat populer. Jomblo artinya sendiri, tanpa kawan, melajang atau membujang. ‘Jomblo‘ bisa diterapkan pada pria atau wanita yang masih lajang tanpa memberi kesan negatif. Bisa juga diterapkan pada kondisi seseorang yang sedang ditinggal suami atau istri untuk sementara rupanya. Seperti kondisi Yanti saat ini, yang ditinggal suaminya ke Dubai walau pun hanya seminggu.

Dalam hati saya, kalau begitu berarti saya juga sedang jomblo, karena dalam perjalanan ke Jakarta saat ini suami dan anak2 saya tidak ikut … ha..ha ..ha ..


error: Content is protected !!