Press "Enter" to skip to content

Aku Cinta Padamu, Preposisi yang Keliru

Last updated on January 20, 2019

“Dik, sebenarnya sudah lama aku ingin mengatakan ini, tapi aku terus menunggu saat yang tepat. Sekarang aku yakin saat itu telah tiba.”

“Apa sih, Bang? Langsung saja kenapa?”

“Anu… aku cinta padamu, Dik. Maukah kamu menikah denganku? Kalau kamu mau, aku akan segera mengatakannya juga pada bapak dan ibumu.”

“Aduh, maafkan aku, Bang. Aku tak bisa menerimanya. Abang keliru memakai kata depan. ‘Pada’ menunjukkan posisi tempat atau waktu. Untuk menunjukkan arah atau tujuan, Abang semestinya mengucapkan ‘kepada’. Jadi seharusnya bukan ‘aku cinta padamu’, melainkan ‘aku cinta kepadamu’. Bukan ‘pada bapak dan ibumu’, melainkan ‘kepada bapak dan ibumu’. Jadi, maaf, Abang cari yang lain saja, ya.”

Kasihan sekali Si Abang, ya. Cintanya ditolak hanya karena pilihan preposisi yang tidak cocok. Namun Si Abang tidak perlu berkecil hati, sebab banyak sekali penutur bahasa Indonesia yang tidak memerhatikan soal ini.

Kata pada merupakan preposisi atau kata depan yang menunjukkan posisi atau keberadaan. Di belakangnya biasanya muncul kata benda yang menunjukkan tempat atau waktu.

Pada suatu hari, kuturut Ayah ke kota.

Saya menempelkan foto-foto mantan pacar pada dinding kamar.

Semua kesalahan ini ada pada saya.

Mari temukan arti kata itu pada KBBI Daring.

Seperti itulah penggunaan kata pada. Sekarang, kita beralih ke kepada. Kepada merupakan kata depan yang menunjukkan arah atau tujuan. Ada semacam gerak tak terlihat ketika kata kepada diucapkan. Dalam kalimat Si Abang di atas tadi, cinta itu ada dalam hati Abang, yang ditujukan (mengarah ke) Adik. Tidak mungkin cinta itu tidak memiliki arah gerak, kecuali jika Si Abang mencintai dirinya sendiri hehehe.

Maka, kita bisa menemukan contoh-contoh kalimat yang pas untuk penggunaan kata kepada.

Pak Dudung akan melaporkan saya kepada polisi jika saya masih suka berisik di tengah malam.

Kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca situsweb Bahasa Kita, atas segala partisipasinya.

Selayaknya kita meratap hanya kepada Tuhan, bukan kepada teman-teman di Facebook.

Kepada pasangan pengantin, kami ucapkan selamat menempuh hidup baru dan masalah baru.

Sudah terasakah kesan “arah, gerak, tujuan” dalam kata kepada? Arah atau tujuan pada contoh kalimat yang pertama adalah dari Pak Dudung ke polisi. Pada contoh kedua, dari ‘kami’ ke para pembaca Bahasa Kita. Contoh ketiga, dari kita ke Tuhan. Contoh terakhir, dari ‘kami’ ke pasangan pengantin.

Berbeda halnya dengan contoh-contoh kalimat untuk kata pada, pada deretan contoh sebelumnya. “Pada suatu hari” tidak menunjukkan arah ke mana-mana. “Pada dinding kamar” juga tidak menunjukkan tujuan apa pun.

Semoga sampai di sini kesan posisi tempat dan waktu pada kata pada, juga kesan arah tujuan pada kata kepada, bisa Anda rasakan semua. Jika sudah terasa, lama-lama kita tak perlu repot-repot melogika.

Selamat berlatih. Yakinlah pada kemampuan Anda sendiri. Eh, ‘pada kemampuan’, atau ‘kepada kemampuan’?

(IAD)         

Tentang penulis: Iqbal Aji Daryono adalah bapak dua anak, tinggal di Bantul, Yogyakarta. Ia mengawali kedekatannya dengan dunia teks sejak masa kuliah, yakni ketika menjadi redaktur bahasa di pers mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Selepas kuliah, empat tahun dijalaninya sebagai penyunting di sebuah penerbit buku-buku pelajaran untuk anak sekolah, lalu empat tahun setelahnya lagi ia menjalankan bisnis penerbitannya sendiri. Saat ini, aktivitas utamanya adalah menulis kolom di media-media daring.

Content Disclaimer
The content of this article solely reflect the personal opinions of the author or contributor and doesn’t necessarily represent the official position of Bahasa Kita.

error: Content is protected !!