Press "Enter" to skip to content

Huruf Kapital (2)

Last updated on August 4, 2020

I.F.7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Misalnya:

  • bangsa Indonesia
  • suku Dani
  • bahasa Bali

Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:

  • pengindonesiaan kata asing
  • keinggris-inggrisan
  • kejawa-jawaan
I.F.8.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.

Misalnya:

  • tahun Hijriah
  • tarikh Masehi
  • bulan Agustus
  • bulan Maulid
  • hari Jumat
  • hari Galungan
  • hari Lebaran
  • hari Natal
I.F.8.b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.

Misalnya:

  • Konferensi Asia Afrika
  • Perang Dunia II
  • Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:

  • Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
  • Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
I.F.9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:

  • Jakarta
  • Asia Tenggara
  • Pulau Miangas
  • Amerika Serikat
  • Bukit Barisan
  • Jawa Barat
  • Dataran Tinggi
  • Dieng Danau Toba
  • Jalan Sulawesi
  • Gunung Semeru
  • Ngarai Sianok
  • Jazirah Arab
  • Selat Lombok
  • Lembah Baliem
  • Sungai Musi
  • Pegunungan Himalaya
  • Teluk Benggala
  • Tanjung Harapan
  • Terusan Suez
  • Kecamatan Cicadas
  • Gang Kelinci
  • Kelurahan Rawamangun

Catatan:

(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:

  • berlayar ke teluk mandi di sungai
  • menyeberangi selat berenang di danau

(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:

  • jeruk bali (Citrus maxima)
  • kacang bogor (Voandzeia subterranea)
  • nangka belanda (Anona muricata)
  • petai cina (Leucaena glauca)

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.

Misalnya:

  • Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
  • Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.

Contoh berikut bukan nama jenis.

  • Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
  • Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
  • Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.

Catatan

PUEBI 2015 menambahkan cara pembedaan unsur nama geografi yang menjadi bagian nama diri (proper name) dan nama jenis (common name).

Sumber: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia.
error: Content is protected !!